Pengaruh Puasa terhadap Otak


Pengaruh puasa terhadap daya ingat sangat besar.dan daya ingat di pengaruhi oleh glukosa, sedangkan pada saat kita puasa asupan dari glukosa menurun tetapi tubuh melakukan sebuah sensasi yang menandakan bahwa perut kita kosong. Tetapi tidak menggambarkan kekurangan energi di dalam tubuh. Lapar adalah sensasi yang diproses di dalam otak dan dapat menjadi perasaan yang mengganggu. Memungkinkan terjadi seuah pengambilan cadangan glikogen pada otot sehingga mengakibatkan keadaan homeostatis bagi tubuh saat tubuh tahu kekurangan glukosa, tubuh akan berusaha menghasilkan glukosa dari sumber lain yang berada di dalam tubuh, seperti glikogen dan protein. Glukosa dalam bentuk yang baru ini (gluconeogenesis) dapat menyeimbangkan ketersediaan glukosa dalam otak selama 24 jam.

Jika seseorang dalam keadaan puasa, ketersediaan karbohidrat sangat rendah sehingga produksi insulin juga sedikit. Karena rendahnya kadar insulin akan menyebabkan asam lemak banyak terdapat di dalam darah dan akhirnya membentuk ketone bodies. Ketone bodies (senyawa keton dalam tubuh) adalah hasil oksidasi asam lemak yang tidak sempurna. Ketidakseimbangan hormonal terutama produksi insulin yang tidak cukup untuk mengimbangi aktivitas glukagon di dalam tubuh memungkinkan kondisi metabolisme yang cendrung mengarah ke produksi yang relatif banyak ketone bodies yang disebut ketosis. energi otak disediakan oleh ketone bodies, Ketone bodies menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosine Tri-Phosphate), yang digunakan sel-sel saraf untuk menjaga potensi selaput otak sehingga dapat mengalirkan impuls elektrik saraf. Dibandingkan dengan glukosa, 100 gram ketone bodies (hydroxybutyrate) dapat menghasilkan 10.5 kg ATP, di mana itu sedikit lebih banyak dibandingkan 8.7 kg of ATP yang dapat diproduksi oleh 100 gram glukosa. Dengan dasar itu, maka beralasan untuk menyimpulkan bahwa penggunaan ketone bodies sebagai tenaga utama dapat memberikan efek metabolisme yang berbeda di dalam otak dibandingkan penggunaan glukosa.

Jantung, otot, dan bagian tertentu dari buah pinggang menggunakan ketone bodies sebagai bahan bakar. Sesudah beberapa hari dalam keadaan ketosis, otak juga mulai memetaboliser ketone bodies untuk energi. Ini adalah suatu respon penyesuaian (adaptive response) yang penting terhadap puasa. Karena semakin banyak sel-sel tubuh mulai menggunakan ketone bodies untuk sumber energi, kebutuhan akan glukosa sebagai sumber energi makin berkurang. Hal ini kemudian mengurangi kebutuhan bagi buah pinggang dan hati untuk menghasilkan glukosa dari asam amino, akan menghemat protein yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Penghematan jumlah protein dengan cara seperti ini merupakan kunci utama kemampuan utntuk melewati masa puasa atau keadaan lapar.

Metabolisme berbeda yang terjadi saat puasa dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan proses mental yang berbeda pula, terutama dalam image perception. Seperti yang dinyatakan dalam Hukum Hebb, kinerja molekul dari sel-sel saraf adalah dasar proses mental manusia. Sel-sel saraf bekerja untuk merekam dan mendapatkan kembali ingatan yang ada, memanipulasi informasi, berpikir, membayangkan dan memahami dunia. fungsi dari sel-sel saraf tersebut dan kinerjanya melalui impuls elektrik terjadinya sebuah perubahan dalam impuls elektrik yang disebabkan oleh ketone bodies yang dapat menghasilkan sebuah gambaran persepsi yang berbeda dibandingkan dengan impuls elektrik normal yang dihasilkan oleh glukosa. MTU


Bagikan halaman ini