PNGTREE
Mimisan, atau perdarahan dari hidung, sangat umum terjadi pada banyak orang. Meskipun sering kali tidak berbahaya, mimisan bisa menimbulkan kepanikan, terutama jika terjadi secara tiba-tiba.
Apa Itu Mimisan?
Mimisan, atau epistaksis dalam istilah medis, terjadi ketika pembuluh darah di dalam hidung pecah, menyebabkan darah mengalir keluar dari lubang hidung. Hidung memiliki banyak pembuluh darah kecil yang mudah pecah karena letaknya dekat dengan permukaan, sehingga membuat hidung rentan terhadap perdarahan.
Penyebab Umum Mimisan
Mimisan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi yang ringan hingga masalah kesehatan yang lebih serius. Berikut adalah beberapa penyebab umum mimisan:
1. Udara Kering atau Iritasi Lingkungan
Udara kering, terutama saat cuaca dingin atau menggunakan AC, bisa membuat lapisan dalam hidung menjadi kering dan pecah-pecah. Hal ini menyebabkan pembuluh darah mudah pecah, sehingga mimisan terjadi.
2. Trauma atau Cedera
Cedera fisik, seperti benturan pada hidung atau terlalu sering mengorek hidung, dapat menyebabkan pembuluh darah pecah. Cedera pada bagian dalam hidung juga bisa memicu perdarahan.
3. Infeksi Saluran Pernapasan
Pilek, flu, atau infeksi sinus sering kali menyebabkan hidung tersumbat, iritasi, dan radang. Kondisi ini dapat memicu mimisan, terutama jika seseorang sering meniup hidung dengan keras.
4. Alergi
Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan dapat menyebabkan peradangan di dalam hidung, meningkatkan risiko mimisan.
5. Penggunaan Obat-obatan
Penggunaan obat semprot hidung yang berlebihan atau obat pengencer darah dapat meningkatkan risiko terjadinya mimisan. Beberapa obat juga dapat menyebabkan pengeringan pada lapisan hidung.
6. Perubahan Tekanan Udara
Perubahan tekanan udara, seperti saat terbang atau mendaki gunung, bisa menyebabkan tekanan pada pembuluh darah di hidung, yang dapat mengakibatkan mimisan.
7. Masalah Kesehatan Serius
Meskipun jarang, mimisan yang sering atau berat dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius, seperti hipertensi, kelainan darah, atau tumor pada rongga hidung.
Cara Penanganan Mimisan yang Tepat
Mimisan ringan biasanya bisa ditangani di rumah dengan cara sederhana. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan jika mengalami mimisan:
1. Tetap Tenang
Saat mimisan terjadi, usahakan untuk tetap tenang. Kepanikan dapat meningkatkan tekanan darah, yang justru memperburuk perdarahan.
2. Duduk dengan Posisi Condong ke Depan
Duduk dengan posisi sedikit condong ke depan agar darah mengalir keluar melalui hidung dan tidak masuk ke tenggorokan. Hindari posisi berbaring karena dapat menyebabkan darah tertelan, yang bisa memicu mual atau muntah.
3. Tekan Bagian Hidung
Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan bagian lunak hidung (tepat di bawah tulang hidung) selama 10-15 menit. Ini akan membantu menghentikan perdarahan dengan memberi tekanan pada pembuluh darah yang pecah.
4. Kompres Dingin
Tempatkan kompres es atau kain dingin di atas hidung atau dahi. Dingin dapat membantu menyempitkan pembuluh darah dan memperlambat aliran darah.
5. Hindari Mengupil
Setelah perdarahan berhenti, hindari mengorek hidung dengan keras selama beberapa jam untuk mencegah perdarahan ulang.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Mimisan biasanya tidak berbahaya dan bisa ditangani di rumah. Namun, Anda harus segera mencari bantuan medis jika:
- Mimisan berlangsung lebih dari 20 menit meskipun sudah diberikan tekanan.
- Mimisan terjadi secara sering atau berulang.
- Mimisan disertai dengan gejala lain seperti pusing, lemas, atau nyeri dada.
- Anda mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki riwayat gangguan perdarahan.
- Mimisan terjadi setelah cedera kepala atau wajah.
Mimisan adalah kondisi umum yang biasanya tidak berbahaya, tetapi penting untuk mengetahui penyebabnya agar dapat menanganinya dengan benar. Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana seperti menekan hidung dan menggunakan kompres dingin, mimisan bisa segera dihentikan. Jika mimisan terjadi terlalu sering atau dalam waktu yang lama, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.
Referensi :