iStock
Stres dan asam lambung sering kali menjadi masalah yang saling berkaitan. Banyak orang mengalami gangguan lambung, seperti sakit maag atau gastroesophageal reflux disease (GERD), ketika sedang berada di bawah tekanan. Meskipun stres bukan satu-satunya penyebab meningkatnya asam lambung, kondisi ini dapat memperburuk gejala yang ada. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan hubungan antara stres dan asam lambung, serta bagaimana cara mengelola keduanya.
Mengapa Stres Bisa Memengaruhi Asam Lambung?
Stres memiliki dampak yang luas terhadap kesehatan, dan salah satunya adalah pada sistem pencernaan, termasuk produksi asam lambung. Ketika tubuh berada dalam kondisi stres, respons “fight or flight” (melawan atau lari) akan diaktifkan. Dalam kondisi ini, tubuh mengeluarkan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol, yang memicu berbagai reaksi fisik, termasuk perubahan pada sistem pencernaan.
1. Meningkatkan Produksi Asam Lambung
Saat tubuh merespons stres, otak mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh yang memengaruhi berbagai organ, termasuk lambung. Hal ini dapat menyebabkan produksi asam lambung meningkat, yang berpotensi memicu gejala seperti mulas, nyeri ulu hati, atau rasa terbakar di dada.
2. Mengganggu Pergerakan Otot di Sistem Pencernaan
Stres juga bisa memengaruhi pergerakan otot-otot di sistem pencernaan. Pada beberapa orang, stres dapat memperlambat pergerakan usus, menyebabkan kembung atau sembelit. Sebaliknya, pada orang lain, stres bisa mempercepat pergerakan, menyebabkan diare. Selain itu, stres dapat memperburuk GERD dengan melemahkan otot-otot esofagus yang biasanya mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
3. Meningkatkan Sensitivitas Terhadap Nyeri
Saat stres, tubuh menjadi lebih sensitif terhadap rasa sakit. Ini berarti bahwa orang yang mengalami stres cenderung merasa lebih sakit dari biasanya, termasuk gejala-gejala dari asam lambung yang naik, bahkan jika jumlah asam lambung sebenarnya tidak bertambah.
Dampak Jangka Panjang dari Stres pada Asam Lambung
Meskipun stres tidak secara langsung menyebabkan kondisi seperti maag atau GERD, stres kronis dapat memperburuk gejala dan memperpanjang waktu pemulihan dari gangguan lambung. Peningkatan produksi asam lambung secara berulang akibat stres dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung, yang berpotensi memicu maag atau radang lambung.
Stres yang berlangsung lama juga dapat mengakibatkan kebiasaan yang kurang sehat, seperti pola makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kafein yang berlebihan, serta merokok. Semua kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi asam lambung dan kesehatan lambung secara keseluruhan.
Cara Mengelola Stres dan Asam Lambung
Karena stres dan asam lambung saling memengaruhi, penting untuk mengelola keduanya secara bersamaan. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi stres dan mengelola gejala asam lambung:
1. Olahraga Rutin
Aktivitas fisik seperti berjalan, yoga, atau berenang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan pencernaan. Olahraga juga dapat membantu mengontrol berat badan, yang merupakan faktor risiko untuk GERD.
2. Teknik Relaksasi
Teknik pernapasan dalam, meditasi, dan latihan relaksasi otot progresif adalah cara yang baik untuk mengurangi stres. Dengan merilekskan pikiran dan tubuh, Anda dapat mengurangi respons tubuh terhadap stres, yang berpotensi mengurangi produksi asam lambung berlebihan.
3. Makan dengan Pola Teratur
Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat membantu menjaga keseimbangan asam lambung. Hindari makan terlalu cepat atau makan dalam porsi besar, yang dapat memicu refluks asam. Menghindari makanan pemicu seperti makanan pedas, asam, atau berlemak juga sangat penting.
4. Tidur yang Cukup
Tidur yang berkualitas sangat penting untuk mengurangi stres. Kurang tidur dapat memperburuk gejala stres dan asam lambung. Pastikan untuk tidur 7-8 jam per malam dan hindari makan sebelum tidur untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
5. Batasi Kafein, Alkohol, dan Rokok
Kafein, alkohol, dan nikotin dapat memperburuk kondisi asam lambung. Cobalah untuk mengurangi konsumsi ketiga zat ini jika Anda sering mengalami refluks atau masalah lambung lainnya.
6. Konsultasi dengan Ahli Kesehatan
Jika stres dan gejala asam lambung Anda tidak dapat dikendalikan dengan cara-cara di atas, berkonsultasilah dengan dokter atau terapis. Ahli kesehatan dapat membantu mengidentifikasi penyebab stres dan meresepkan obat untuk mengendalikan produksi asam lambung jika diperlukan.
Stres dan asam lambung memiliki hubungan yang kompleks dan saling memengaruhi. Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung dan memperburuk gejala gangguan pencernaan seperti GERD dan sakit maag. Dengan mengelola stres melalui pola hidup sehat, olahraga, dan teknik relaksasi, Anda dapat mengurangi gejala asam lambung dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Jika masalah berlanjut, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Referensi :
- https://www.halodoc.com/artikel/stres-bisa-tingkatkan-risiko-penyakit-asam-lambung-kambuh?srsltid=AfmBOooG54FZuo6McruzwfGZmAlMUafpAb2OfSMRUu2C3IUa3fycMXGf
- https://www.halodoc.com/artikel/stres-bikin-asam-lambung-naik-ini-alasannya?srsltid=AfmBOopA-f3iIU77ZT8y-_O0-uFOKYEEk6eY6zFIhbUpbWG-QHCkGxiN
- https://hellosehat.com/pencernaan/maag/maag-dan-cemas/